BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Deskripsi Teori
1.
Intensitas Pemanfaatan Perpustakaan
Sekolah
a.
Perpustakaan Sekolah
Apabila kita memasuki suatu perpustakaan sekolah, yang kita
lihat pertama adalah jajaran buku dan bahan pustaka lain yang diatur secara rapi di rak buku, rak majalah, maupun rak-rak
bahan pustaka lain. Bahan-bahan tersebut diatur menurut suatu sistem tertentu sehingga memudahkan bagi pengunjung untuk menemukan
kembali bahan pustakan yang diperlukan.
Sebelum mengetahui pengertian perpustakaan sekolah, terlebih
dahulu diketahui pengertian intensitas. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2002:438) intensitas adalah keadaan tingkatan atau ukuran intensnya. Jadi dengan
demikian, intensitas perpustakaan merupakan tingkatan atau ukuran penggunaan bahan pustaka yang dilakukan di luar atau di
dalam kegiatan belajar mengajar.
Banyak batasan atau pengertian tentang perpustakaan yang
disampaikan oleh para pakar dibidang perpustakaan. Perpustakaan berasal dari kata pustaka yang artinya kitab, dalam bahasa
inggris perpustakaan = Library yang
berasal dari kata latin Liber atau Libri
yang artinya buku (Sulistyo, 1991:03). Dari istilah di atas berkembang pengertian perpustakaan sebagai berikut:
1) Perpustakaan
adalah kumpulan buku-buku yang tersedia untuk dibaca.
2) Perpustakaan
merupakan kumpulan bahan tertulis dan bahan pustaka lainnya yang disusun sedemikian rupa untuk memudahkan bagi yang membutuhkan
informasi.
3) Perpustakaan
adalah suatu tempat atau gudang yang berisi koleksi buku yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Menurut International
Association Of School Librarianship (IASL) seperti yang dikutip Anas Anshori (1998:16) bahwa perpustakaan sekolah sebagai
saran vital dalam proses pendidikan, karena merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari kegian pembelajaran. Perpustakaan adalah bahan pustaka yang dikelola dan diatur secara sistematis untuk digunakan oleh
pemakainya sebagai sumber informasi., dan secara garis besar digolongkan menjadi
lima macam (Muljani A. Nurhadi, 1978:1-5):
1) Perpustakaan umum
2) Perpustakaan khusus
3) Perpustakaan nasional
4) Perpustakaan perguruan tinggi
5) Perpustakaan sekolah.
Depdikbud (1991:9) mendefinisikan perpustakaan sekolah adalah
koleksi bahan pustaka yang ditempatkan dalam suatu ruang, diatur menurut sistem tertentu, digunakan dalam proses pembelajaran,
dan membantu mengembangkan minat dan bakat siswa. Perpustakaan sekolah diadakan
bukan hanya sekedar melayani selera para siswa untuk membaca buku-buku penglipur lara, tetapi perpustakaan juga harus dapat
membantu para siswa untuk mengasah otak, memperluas dan memperdalam pengetahuan, dan dapat melahirkan kecekatan siswa.
Perpustakaan sekolah menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0103/O/1981, tanggal
11 Maret 1981, mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Pusat
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum sekolah.
b. Pusat penelitian yang sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya.
c. Pusat membaca buku-buku yang bersifat kreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku hiburan).
Berdasarkan beberapa definisi perpustakaan di atas dapat
disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada dalam suatu sekolah yang kedudukan dan tanggung jawabnya
kepada sekolah, yang diatur berdasarkan suatu sistem dan ruang tertentu untuk membantu proses pembelajaran siswa.
Perpustakaan sekolah
merupakan unit kerja dan sebagai perangkat mutlak (complement) dari sekolah
yang bersangkutan. Dengan tujuan menyediakan koleksi pustaka untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Dikatakan
juga bahwa perpustakaan tersebut sebagai “jantungnya” pelaksanaan pendidikan pada lembaga itu. Sedangkan fungsi
utamanya yaitu sebagai pusat sumber belajar, pusat sumber informasi, dan pusat bacaan rekreasi dan mengisi waktu senggang.
Untuk selanjutnya perpustakaan itu sebagai tempat membina minat dan bakat siswa, menuju belajar sepanjang hayat (Long Live Education).
b. Manfaat Perpustakaan Sekolah
Pemanfaatan perpustakaan dan bahan-bahan pustaka yang ada
di sekolah dimaksudkan untuk menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran dalam mencapai prestasi belajar yang diharapkan,
sehingga kurikulum dapat berhasil dilaksanakan. Manfaat perpustakaan sekolah adalah sebagai pusat kegiatan pembelajaran, penelitian, dan tempat membaca guna menambah ilmu pengetahuan. Menurut Soejono Trimo (1985:4)
pemanfaat perpustakaan meliputi:
a. Meminjam buku atau bahan-bahan dianjurkan untuk penyelesaian pelajaran.
b. Perpustakaan tempat mencari keterangan dan bahan-bahan yang diperlukan.
c. Siswa datang untuk memenuhi minat dan mencari rekreasi.
Menurut Soeatminah dan Sri Marnodi (1991:12-20) pemafaatan
sekolah adalah :
a. Tempat siswa mencari informasi dengan membaca buku-buku yang relevan.
b. Tempat belajar dan mambaca pustaka sehingga siswa dapat belajar mandiri.
c. Sebagai tempat diskusi yang aman, jauh dari keramaian dan kebisingan.
Suwondo Atmojahnawi (1987:7) menambahkan untuk menfaatkan
perpustakaan secara intensif diperlukan adanya motivasi dari individu. Waktu datang ke perpustakaan sekolah, kegiatan yang
dilakukan, minat baca yang dikembangkan, dan frekuensi kunjungan ke perpustakaan sekolah.
Berdasarkan beberapa teori di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa intensitas pemanfaat perpustakaan sekolah adalah kegiatan penggunaan dan
pemanfaatan koleksi bahan pustaka sekolah sebagai usaha mengembangkan dan meningkatkan
ilmu pengetahuan dalam kegiatan pembelajaran.
c. Fungsi
dan Tujuan Perpustakaan
Perpustakan merupakan salah satu sarana dalam dunia pendidikan
yang memegang peranan yang sangat penting. Dalam memacu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah, salah satu fungsi utama
dan tujuan keberadaan perpustakaan sekolah adalah selain untuk menunjang keberadaan perpustakaan itu sendiri, juga sebagai
penunjang kegiatan pembelajaran. Menurut A.S. Nasution (1981:3) menerangkan bahwa fungsi dan tujuan perpustakaan sekolah adalah
sebagai berikut:
a. Membantu para siswa untuk melaksanakan penyelidikan dan mencari keterangan-keterangan yang lebih luas dari pelajaran
yang didapatnya di dalam kelas.
b. Dari sumber-sumber pengetahuan yang beraneka ragam, seorang anak dapat mengetahui bahwa berbagai informasi dapat diberikan
dengan cara yang berbeda-beda.
c. Perpustakaan yang baik harus dapat membantu seorang siswa mengembangkan kegemarannya.
d. Perpustakaan sekolah harus menyebarkan ke seluruh sekolah bahan-bahan bacaan yang bernilai dan cocok dengan selera dan
daya baca siswa-siswa untuk memupuk kebiasaan membaca.
e. Perpustakaan yang dipimpin dan diatur baik juga memberikan pendidikan tanggung jawab kepada seorang anak sebagai warga
negara.
Jadi dari pendapat tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa fungsi utama perpustakaan sekolah adalah sebagai sumber sarana untuk menambah pengetahuan dengan tujuannya dapat memberikan
informasi sesuai dengan selera pembaca.
2.
Motivasi Belajar Bahasa Indonesia
Sebagaimana telah diketahui, motivasi merupakan dorongan
yang tumbuh karena kegiatan dan tingkah laku manusia. Demikian pula dalam belajar, salah satu faktor psikologis yang banyak
berpengaruh di dalamnya adalah motivasi. Hal ini juga berlaku pada proses pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Indonesia.
Karena tanpa adanya motivasi, seseorang akan mengalami kesulitan dalam memahami apa yang ia pelajari. Tinggi rendahnya motivasi
siswa terhadap pelajaran bahasa Indoneisa akan berpengaruh pada prestasi belajar.
Tentang definisi motivasi, banyak para ahli berpendapat mengenai hal tersebut, diantaranya menurut Pasaribu dan Simanjuntak (1968:17) mengemukakan
bahwa motivasi adalah dorongan, alasan atau kemauan yang datang dari diri seseorang untuk melakukan suatu aksi tertentu yang
diharapkan pada pencapaian suatu tujuan tertentu yang diinginkan. Menurut pendapat Sumadi
Suryabrata (1983:13) bahwa motivasi merupakan kondisi psikologi yang mendorong siswa untuk berusaha keras guna mencapai cita-citanya. Pendapat inipun dipertegas lagi oleh Rusli Lutan (1980:357), menurutnya bahwa motivasi
merupakan kondisi internal yang menggerakan keinginan dan kebutuhannya baik berupa kebutuhan biologis, psikologis maupun sosial.
Dari ketiga pendapat tersebut di atas dapat ditarik suatu
pokok pikiran tentang pengertian motivasi, yaitu motivasi merupakan suatu dorongan,
alasan, kemauan atau keinginan, dan kebutuhan biologis, psikologis maupun sosial yang ada dalam diri manusia yang menyebabkan manusia bertindak atau berbuat sesuai dengan kecakapan untuk mencapai cita-citanya.
Adapun motivasi yang diambil dalam penelitian ini adalah
motivasi dalam pendidikan, terutama dalam kegiatan belajar mengajar, dalam hal ini Tabrani Rusyan, dkk. (1989:96) mengemukakan
bahwa aspek motivasi merupakan faktor yang sangat penting di dalam belajar, karena:
1. Motivasi memberikan
semangat terhadap seorang peserta didik dalam kegiatan-kegiatan belajarnya.
2. Motivasi-motivasi
perbuatan merupakan pemilih dari tipe kegiatan-kegiatan dimana seseorang berkeinginan untuk melakukannya.
3. Motivasi memberi
petunjuk pada tingkah laku.
Melihat petingnya motivasi dalam belajar tersebut, maka pendidikan
harus senantiasa memperhatikan kebutuhan-kebutuhan atau motif peserta didik dalam rangka mebantu mengembangkan dirinya, baik
sebagai makhluk individu atau sebagai makhluk sosial. Salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengetahui motivasi belajar
siswa adalah dengan mengamati cirri-ciri pada diri siswa sebagai acuan untuk mengukur motivasi seseorang. Adapun orang yang
memiliki ciri-ciri mempunyai motivasi menurut Utami Munandar (1992:43-45) adalah sebagai berikut:
1. Tekun menghadapi
tugas
2. Ulet dalam
menghadapi kesulitan
3. Tidak memerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi
4. Ingin mendalami
materi yang dipelajari
5. Selalu berusaha
berprestasi sebaik mungkin
6. Manunjukan
minat terhadap bermacam-macam masalah
7. Senang dan rajin
belajar, penuh semangat dan tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin
8. Dapat mempertanggung
jawabkan pendapatnya
9. Mengejar tujuan-tujuan
jangka panjang
10. Senang mencari soal dan memecahkannya.
Selain itu Anderson dan Faus yang dikutip Elida Prayitno
mengemukakan bahwa motivasi siswa dalam belajar dapat dilihat dari minat belajar siswa meliputi keinginan untuk belajar dan
pemusatan perhatian siswa pada pelajaran.
Berdasar sumbernya, motivasi dapat dibagi dua yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik, motivasi intrinsik yaitu apabila sumbernya datang dari dalam diri orang yang bersangkutan,
dan motivasi ekstrinsik yaitu apabila sumbernya dari luar diri orang yang bersangkutan. Motivasi ekstrinsik dapat diperoleh
dari teman, guru maupun sarana dan prasarana. Menurut Thornburgh seperti yang
dikutip Elida Priyanto (1989:14) antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik saling
menambah atau memperkuat, bahkan motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik juga dapat melemahkan motivasi intrinsik.
Motivasi intrinsik yaitu dorongan dari diri siswa, sangat
mempengaruhi keberhasilan siswa. Oleh karena itu peranan dari berbagai pihak sangat menentukan
dan sangat dibutuhkan siswa untuk membentuk kepribadian siswa yang mempunyai
motivasi belajar yang tinggi sehingga dapat menghasilkan prestasi belajar bahasa Indonesia yang tinggi.
3. Prestasi Belajar Bahasa Indonesia
Berbicara tentang prestasi belajar tentunya tidak akan terlepas
dari proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah. Kegiatan belajar mengajar merupakan serangkaian dari proses belajar
mengajar, kegiatan akan menghasilkan suatu evaluasi yang disebut prestasi belajar. Hasil akhir dari kegiatan belajar mengajar
atau prestasi belajar ini akan menjadi patokan atau sebagai alat ukur untuk melihat apakah kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan itu sudah atau belum untuk mencapai tujuan pembelajaraan.
Sebelum pengertian prestasi belajar, diberikan terlebih dahulu
pengertian tentang prestasi. Istilah prestasi menurut Poerwadarminto (1976:94) diartikan sebagai hasil yang telah dicapai
(dihasilkan, dilakukan). Adapun yang telah dilakukan itu misalnya pekerjaan, maka akhirnya akan membuahkan suatu hasil dan
hasil inilah yang disebut prestasi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga diberi pengertian tentang prestasi belajar. Dalam KBBI (2002:895) prestasi belajar diartikan
sebagai hasil yang telah dicapai siswa dalam mengikuti suatu pelajaran yang diberikan oleh guru.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi merupakan
hasil yang telah dicapai seseorang yang telah melakukan serangkaian kegiatan, usaha, atau pekerjaan. Sehubungan dengan prestasi
belajar mempunyai arti hasil yang dicapai oleh siswa setelah menyelesaikan serangkaian
kegiatan belajar. Hasil yang dicapai masing-masing individu tentunya berbeda-beda sesuai kemampuanya.
Belajar merupakan suatu proses dimana suatu organisme berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Karena belajar merupakan suatu proses, jadi dalam belajar harus ada yang diproses untuk
memperoleh hasil dari proses tersebut. Menurut Gagne seperti yang dikutip Ratna Wilis Dahar (1996:11) Ada lima kemampuan dari
proses belajar yaitu:
1. Keterampilan intelektual, karena keterampilan itu merupakan penampilan yang ditunjukan oleh siswa tentang operasi-operasi
intelektual yang dilakukan.
2. Strategi kognitif, karena siswa perlu menunjukan penampilan yang kompleks dalam situasi baru.
3. Sikap atau sekumpulan sikap yang dapat ditunjukan oleh perilaku yang mencerminkan pilihan tindakan
terhadap kegiatan-kegiatan sains.
4. Informasi verbal disebut juga pengetahuan verbal
5. Keterampilan motorik, tidak hanya yang mencakup kegiatan fisik melainkan juga kegiatan-kegiatan motorik
yang digabung dengan keterampilan intelektual.
Sehubungan dengan penelitian ini, prestasi belajar yang dimaksudkan
adalah hasil berupa nilai yang diberikan guru setelah siswa tersebut mengikuti serangkaian kegiatan belajar mengajar dalam satu semester. Prestasi di sini hanya
melihat pada salah satu mata pelajaran saja, yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Nilai yang diberikan guru pada waktu tertentu itu, misalnya
dalam satu semester, biasanya meliputi banyak macam nilai yang diperoleh siswa selama waktu tertentu tersebut. Nilai dapat
merupakan gabungan atau rata-rata dari gabungan nilai-nilai akhir yang dihitung berdasarkan rumus yang telah ditentukan. Gabungan nilai di sini dimaksudkan bahwa nilai akhir diperoleh dengan menggabungkan
nilai formatif, nilai tes sumatif, nilai tes semester dan nilai tes yang lainnya. Hal ini disebabkan karena kegiatan belajar
di sini merupakan suatu proses, jadi penilaian yang diberikanpun juga secara bertahap. Dengan cara ini, prestasi belajar siswa
akan terpantau secara terus menerus.
B.
Penelitian yang Relevan
Dari beberapa hasil
penelitian yang relevan tentang motivasi belajar menunjukan bahwa ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar.
Eni Jueni (1996:77) dalam penelitiannya terhadap siswa-siswa SMA Negeri Donoharjo Sleman Yogyakarta dalam mata pelajaran kimia,
menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Intensitas Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah dan Motivasi belajar Kimia dengan Prestasi Belajar Kimia. Diketahui koefisien korelasi sebesar 0,237.
Selanjutnya hasil penelitian
skripsi Dwi Wuryani (1993:50) dalam penelitiannya terhadap siswa-siswa SMA Negeri Seyegan Yogyakarta, menyimpulkan
bahwa ada hubungan yang positif antara cara belajar kimia siswa dengan prestasi belajar kimia siswa. Diketahui koefisien korelasi sebesar 0,850.
C. Kerangka
Berpikir
Pada kerangka berpikir ini menghubungkan antara intensitas
pemanfaatan perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar bahasa Indonesia, antara motivasi
belajar bahasa Indonesia dengan prestasi belajar bahasa Indonesia dan
hubungan ketiga-tiganya.
1. Hubungan antara Intensitas Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah dengan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia.
Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai
unsur yang saling terkait satu sama lain dalam proses pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Untuk mencapai
tujuan pendidikan diperlukan unsur-unsur yang mendukung kelancaran jalannya proses pembelajaran. Salah satu unsur yang diperlukan adalah sarana dan prasarana. Sebagai
sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran bahasa Indonesia dapat diperoleh
dari koleksi bahan pustaka dan buku-buku bahasa Indonesia relevan yang ada di perpustakaan sekolah.
Pemanfaatan perpustakaan dapat menambah, meningkatkan, dan
mengembangkan ilmu pengetahuan. Di samping pengetahuan yang didapat dari kagiatan pembelajaran di sekolah. Pemanfaatan perpustakaan
sekolah secara intensif terhadap buku-buku bahasa Indonesia yang mendukung pelajaran bahasa Indonesia dapat memperkaya ilmu
pengetahuan bahasa Indonesia dari pembelajaran bahasa Indonesia. Dengan demikian perpustakaan sekolah merupakan sarana yang sangat berharga untuk menunjang keberhasilan
siswa dalam meningkatkan prestasi belajar bahasa Indonesia.
2. Hubungan antara Motivasi Belajar Bahasa Indonesia dengan Prestasi Bahasa Indonesia.
Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa motivasi belajar
bahasa Indonesia berperan dalam menentukan keberhasilan belajar. Motivasi merupakan dorongan yang datang dari dalam diri siswa
dan luar diri siswa. Motivasi belajar bahasa Indonesia merupakan dorongan yang berasal dari dalam diri siswa dan luar diri siswa untuk belajar bahasa Indonesia agar tercapai prestasi
belajar bahasa Indonesia yang maksimal.
Dengan demikian siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi
maka prestasi belajar tersebut semakin tinggi atau sebaliknya, siswa yang tidak memiliki motivasi untuk belajar rendah maka
prestasi belajarnya akan menjadi rendah.
3. Hubungan antara Intensitas Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah dan
Motivasi Belajar Bahasa Indonesia dengan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia
Dalam kajian pustaka telah diuraikan tentang pengertian perpustakaan
dan manfaat perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah tersedia banyak buku-buku
dan koleksi bahan pustaka yang dapat membantu para siswa dan guru dalam memenuhi kebutuhan pembelajaran di sekolah. Secara intensif pemanfaatan bahan pustaka Bahasa Indonesia berupa buku-buku bahasa Indonesia
sebagai sumber belajar akan mendukung kegiatan belajar dalam pelajaran bahasa
Indonesia.
Dengan adanya perpustakaan kemudian sisiwa itu mempunyai
motivasi yang tinggi untuk belajar diperpustakaan dan menggunakan buku-buku bahasa Indonesia penunjang yang ada di perpustakaan
maka siswa akan semakin mudah dalam mencapai tujuan yang diharapkan yaitu prestasi
belajar bahasa Indonesia yang memuaskan.
D. Hipotesis
Betolak dari kerangka teori dan kerangka pemikiran seperti yang telah disebutkan di atas,
hipotesis penelitiannya sebagai berikut:
1. Tidak ada hubungan yang signifikan antara intensitas pemannfaatan perpustakaan
sekolah dan motivasi belajar bahasa Indonesia dengan prestasi belajar bahasa Indonesia.
2. Tidak ada hubungan antara intensitas pemanfaatan perpustakaan sekolah
dengan prestasi belajar bahasa Indonesia jika motivasi belajar bahasa Indonesia dikendalikan.
3. Tidak ada hubungan antara motivasi belajar bahasa Indonesia dengan prestasi
belajar bahasa Indonesia jika intensitas pemanfaatan perpustakaan sekolah dikendalikan.
Yogyakarta, 21 Juni 2006